Rabu, 11 November 2015

RPP Pencemaran Lingkungan (AIR)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                       : SMA NEGERI 22 PALEMBANG
Mata pelajaran          : BIOLOGI
Kelas/Semester         : X IPA / 2
Materi Pokok             : Pencemaran Lingkungan Air
Alokasi Waktu           : 3 x 45 menit
A.     Kompetensi Inti (KI)
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, peduli, santun, responsif, dan pro aktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menerapkan pengetahuan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.      Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanoira dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.      Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B.     Kompetensi Dasar (KD)
1.      3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahanperubahan tersebut bagi kehidupan.
2.      4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian.


C.      Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      KD 3.10
1.      Siswa dapat mencari dan menulis akibat dampak dari pencemaran air.
2.      Siswa dapat Menjelaskansumber-sumber pencemaran air.
2.      KD 4.10
1.      Siswa dapat melakukan penangulangan pencemaran lingkungan air.
2.      Siswa dapat menyajikan data banyaknya kerusakan sumber air.
D.     Materi Pelajaran
        Air merupakan komponen penting dalam kehidupan. Air sebagai sumber daya alam sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Air memiliki jumlah yang besar, yakni dua pertiga dari seluruh luas permukaan bumi. Air juga merupakan unsur pembentuk utama dalam tumbuhan, hewan dan manusia.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia melimpah dalam jumlah yang konstan dan memiliki siklus tetap. Jenis air yang paling banyak digunakan adalah air tawar.
Pencemaran atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer.
Pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

                


1.       Sumber Pencemar Air
Sumber pencemar air dibagi menurut karakteristik masing-masing sumber pencemar. Sumber pencemar berdasarkan asalnya dibagi menjadi 2 yaitu :
a.       Sumber Pencemar Domestik
Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya. Limbah tersebut secara kualitatif dapat mengandung bahan organik, garam terlarut, lemak, bakteri (terutama golongan fekal coli), jasad patogen, parasit, hingga bahan berbahaya dan beracun.
b.      Sumber Pencemar Non-domestik
Limbah non-domestik sangat bervariasi, terutama limbah yang berasal dari kegiatan industri. Kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbulkan pencemaran air. Beberapa jenis industri menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh baik dari sumber air tanah maupun air permukaan.Penggunaan air ini berpengaruh terhadap sistem hidrologi sekitar, sedangkan limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang bersifat organis, bahan pemberantas hama dan penyakit (pestisida), serta bahan pupuk yang mengandung diantaranya nitrogen, fosfor, sulfur, dan mineral.
Berdasarkan bentuk sebarannya, sumber pencemaran air dibagi menjadi dua, yaitu :
                      a.       Sumber pencemaran tersebar (non point source pollution). Merupakan sumber pencemar yang tidak terlokalisasi secara definitif. Sumber pencemaran ini biasanya berasal dari daerah pinggiran kota (sub-urban), kota-kota besar, rumah-rumah pedesaan (rular homes), pertanian dan peternakan. Sumber pencemaran ini tersebar dari beberapa daerah dan tidak langsung mencemari badan air. Biasanya, pencemar ini terlebih dahulu mencemari air tanah atau saluran air (saluran air terbuka maupun tertutup), yang kemudian bermuara di badan air, seperti sungai dan lau
                     b.      Sumber pencemaran titik (point source pollution). Merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik-titik tertentu di sepanjang badan air penerima (sungai). Sumber pencemaran ini dapat diketahui dengan jelas lokasi sumbernya. Sumber pencemaran ini terutama berasal dari pipa-pipa pembuangan limbah cair dari industri yang tidak mengolah limbahnya. Selain itu pencmaran ini juga berasal dari buangan hasil pengolahan limbah di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang tidak memenuhi syarat baku mutu air limbah yang ditetapkan.
2.      Polutan Air
Polutan air merupakan zat yang mencemari air. Polutan memiliki bentuk dan jenis yang beragam. Menurut bentuknya, polutan air dibagi menjadi tiga, yaitu  :
a.       Padat, misalnya sampah, hasil erosi tanah dan sebagainya.
b.      Cair, misalnya limbah cair dari industri dan rumah tangga, hujan asam.
c.       Gas, misalnya gas karbon dioksida hasil pembakaran dari kendaraan atau asap pabrik,  yang masuk ke dalam air melalui pertukaran udara.
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Contohnya air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya sukar dideteksi, kehidupan hewan air akan berkurang pada sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Menurut Fardiaz (1992) polutan air dikelompokkan menjadi sembilan kelompok berdasarkan perbedaan-perbedaan sifatnya :
a.        Padatan
b.        Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding waste)
c.         Mikroorganisme
d.        Komponen organik sintetik
e.        Nutrien tanaman
f.          Minyak
g.        Senyawa anorganik dan mineral
h.        Bahan radioaktif
i.          Panas
Pengelompokkan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan tersuspensi. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh, sampah organik adalah suatu bahan buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokan di atas lebih bersifat untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai berbagai jenis polutan.
3.      Indikator Pencemaran Air
Pencemaran air dapat diketahui dari aspek fisik-kimia dan/atau aspek biologi. Beberapa indikator pencemar air aspek fisika-kimia adalah sebagai berikut :
A.      pH (derajat keasaman)
pH sautu badan air merupakan indikasi keseimbangan antara asam (ditandai dengan ion H+) dan basa (OH-). Keduanya merupakan ion pembentuk air (H­2O). Air murni memiliki asam dan basa dalam jumlah yang seimbang pada pH 7. Air bersifat asam bila pH-nya kurang dari 7, dan bila lebih dari 7 air akan bersifat basa. Apabila pH air kurang dari 5 dan lebih dari 9, maka badan air tersebut telah dikatakan tercemar.
B.      Suhu
Suhu air berkisar pada 25oC  Suhu air pada tiap badan air berbeda-beda tergantung pada ketinggian dan kondisi geografis. Suhu air di daerah tropis berbeda dengan suhu air di daerah subtropis. Air dikatakan tercemar apabila suhu air pada wilayah tersebut berubah secara drastis.
C.      Warna
Air yang memenuhi syarat kesehatan secara umum adalah tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna (jernih). Ketiga syarat tersebut bukan sekedar merupakan syarat estetika, tapi juga merupakan indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak. Perubahan warna air bisa diakibatkan karena partikel terlarut seperti lumpur, fitoplankton dan mikroorganisme yang bersifat mikroskopis. Sumber pencemaran warna terutama berasal dari limbah cair industri cat, industri tekstil dan pencelupan kain, serta industi pewarna pakaian dan makanan.
D.     Disolved Oxygen (DO)
DO atau oksigen terlarut, adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam satu liter air (mg/l). Oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk proses metabolisme. Kehidupan tumbuhan dan organisme perairan tergantung dari kemampuan badan air mempertahankan jumlah oksigen terlarut dalam air. Semakin rendah jumlah oksigen terlarut dalam air menunjukkan makin tingginya tingkat pencemaran suatu perairan.
E.      Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD atau permintaan oksigen biologis, adalahh jumlah oksigen (dalam mg) yang diperlukan oleh mikroorganisme (terutama bakteri) untuk proses penguraian/oksidasi dan stabilisasi bahan organik secara biologis pada kondisi aerobik (kondisi dimana mikroba tidak dapat hidup tanpa oksigen) dalam satu liter air limbah. BOD yang tinggi mengindikasikan adanya bahan organik yang tinggi pula, dan itu berarti tingkat pencemaran di suatu badan air juga tinggi. hal ini dikarenakan mikroorganisme memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk menguraikan bahan organik dalam jumlah besar pula.
F.      Chemical Oxygen Demand (COD)
COD atau permintaan oksigen kimiawi merupakan pengukuran jumlah bahan organik dengan menggunakan persamaan dari jumlah oksigen (dalam mg) yang diperlukan untuk mengoksidasikan bahan organik secara kimiawi dalam satu liter air limbah. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD. Hal ini dikarenakan tidak semua bahan organik yang dihitung melalui persamaan kimia mampu diuraikan oleh mikroorganisme.
G.      Logam Berat
Logam tertentu sejatinya dibutuhkan oleh tubuh, namun dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebih, seperti zat besi untuk pembentukan sel darah merah. Air dikatakan tercemar apabila kandungan logam di dalam air tersebut melebih batas dan jumlah yang ditentukan sehingga bersifat racun dan berdampak negatif terhadap sistem tubuh, jenis logam berat paling berbahaya adalah raksa, perak, tembaga.
                      Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna dan bahan pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.
Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk) terhadap lingkungan yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah deterjen yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan deterjen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat atau lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa senyawa ini juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Menurut data yang diperoleh bahwa dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat diurai
Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Ikan membutuhkan air yang mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati.
Keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian (Ahsan et al, 2005).         
       Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah organisme air yang responsif atau peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Insang adalah alat yang digunakannya untuk bernafas. Pada insang terjadi pertukaran O2 dan CO2. Mekanismenya adalah tutup insang menutup
à mulut terbuka à air masuk melalui mulut à lalu air melewati insang, terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida à mulut menutup, tutup insang (operculum) terbuka dan akhirnya air keluar dari insang. Oksigen masuk ke aliran darahnya. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).

E. Kegiatan pembelajaran           
Pertemuan Pertama:
a.       Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1.      Salam, doa, (Sebagai implementasi nilai religius)
2.       absensi, pengkondisian kelas, (sebagai implementasi nilai disiplin)
3.       apersepsi, motivasi, penyajian prasyarat.
4.      Guru menentukan kelompok pada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi.
b.      Kegiatan Inti (110 menit)
1.      Mengamati
Peserta didik memperhatikan pejelasan guru saat menerangkan materi ajar, kemudian peserta didik membaca hasil studi dari berbagai  laporan media mengenai perusakan lingkungan, mendiskusikan secara kelompok untuk menemukan faktor penyebab terjadinya.
2.      Menanya
Apa saja penyebab terjadinya pencemaran linkungan (air) beserta dampaknya?
3.      Mengumpulkan informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi sebagai bahan diskusi atau sebagai topic yang akan didiskusikan. Dengan melakukan percobaan polusi air  untuk menemukan daya tahan makhluk untuk kelangsungan kehidupannya. Melalui kerja kelompok.
4.      Mengasosiasikan
Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan hasil pengamatan, diskusi, tentang dampak Pencemaran Air, penyebab, pencegahan serta penanggulangannya sesuai dengan data yang diperoleh.
5.      Mengkomunikasikan
Laporan hasil pengamatan secara tertulis (portofolio)
Presentasi secara lisan tentang kerusakan lingkungan
c.       Penutup (10 menit)
1.       Guru memberikan soal dan tugas/pr kepada siswa.
2.       Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan  menutup pelajaran.
3.       Refleksi /umpan balik.

F. Penilaian
1.      Teknik penilaian
1. Tugas Individu
    Contoh instrumen tes tertulis
     1. 
Apa yang dimaksud dengan lingkungan?
     2.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
     3.  Tuliskan bagaimana cara penanggulangan pencemaran linkungan ?
     4.  Tuliskan ciri-ciri Air yang telah tercemar ?
     5.  Tuliskan ulah manusia yang dapat menyebabkan pencemaran Air ?
2. Tugas Kelompok
Soal  diskusi
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom :
A
1.      Menggunakan kembali limbah.
2.      Akibat dari penggunan pestisida yang secara berlebihan, dan dari limbah pabrik pabrik yang dibuang begitu saja.
3.      Pencemaran yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti E. Coli dan Salmonella thyposa.
4.      Pengurangan penggunaan barang yang penyebab limbah.
5.      Daur ulamg limbah
B
a.           a. Nikagro
b.          b. reduce
c.           c. Euser
d.          d. ira naramecpen
e.           e. Clecyre
f.            f. logiobi naramecpen
2.      Instrumen penilaian
1. Instrumen Penilaian Individu
                Materi                         :  Pencemaran Linkungan (Air)
Kelas/Semester         :  X Ipa/2
No.
Nama
Disiplin
Kerja sama
Kejujuran
Kepedulian
Tanggung jawab
Jumlah Skor
Nilai
1.








2.








3.








4.








5.








6.








7.









2.      Instrument penilaian Kelompok
No
Nama Kelompok
Waktu
Tugas Kelompok
Jumlah Score


ket

Kualitas  rangkuman
makalah
Laporan  Pengamatan
Laporan Eksperimen

1

































2

























3










































G.   Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1.      Media/alat
1. Laptop
2. Infokus
2.      Bahan
1.
Bahan dari internet yang relevan
2. Foto perubahan lingkungan
3. Charta lingkungan alami dan lingkungan perairan yang rusak
3.      Sumber Belajar
1.
Ensiklopedia teks book atau buku reverensi ilmiah




 Mengetahui                                    Palembang , 24 Oktober 2015
Kepala SMAN 22 palembang                     Guru Mata Pelajaran Biologi


Drs. Ulung Wibowo                                              Ahmad Trian Azhari.
            NIP. 195611291989031001                               NIP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar